Senin, 31 Mei 2010

Puisi (TANYA HATI KITA)

TANYA HATI KITA

Saat lembayung jingga kesedihan
Terlukis di cakrawala mataku
Kau kalungkan aku perhatian
Membuat jiwaku ditimang kebahagiaan
Namun ombak kehidupan, seringkali tidak berperasaan
Sebagai alat keadaan mencobai sukma
Menegangkan otot hati dan otak kita
Sanggupkah kita bijaksana menelaah apa yang terjadi?
Atau apa yang kita bina
Terburau begitu saja ke lautan oleh angin ragu?
Semua kembali…
Dan tanya hati kita, untuk menilainya

Puisi ( AKANKAH WAKTU MENGIKIS RASA?)

AKANKAH WAKTU MAMPU MENGIKIS RASA?

Dua cangkir kopi, tergeletak begitu saja di meja bisu
Kita sruput separuh lalu kita tinggalkan begitu saja
Karena pertengkaran memulai pagi, yang entah bermula karena apa
Asap yang mengepul menghilang ke udara,
Kalah oleh dingin hati yang serasa menggigit
Entah kapan pastinya,
Sepasang cangkir kopi itu mulai terasa hambar
Seperti rasa kita
Pagi melahirkan kebisuan
Malam menciptakan kesunyian
Hanya sekilas tatap jika bersua
Tanpa suara
Kemanakah cinta yang begitu hangat,
Yang dulu pernah menjadi mantel hati kita, kini ia berada?
Kemana ia berlari dan pergi?
Apakah waktu mampu mengikis segala rasa yang pernah ada?
Kemanakah tawa yang dulu sering menghiasi bibir kita?
Ke arah manakah ia diterbangkan bayu?
Dimusim manakah ia bertaut?
Atau…
Apakah keadaan lebih tahu cara mempemainkan kita?
Kemana dan kepada siapa aku bisa mendapat jawabannya?
“Tidak ke sesiapa dan bukan ke sesiapa,” ujar hati kecilku
Malam pun kini, tampak angkuh untuk kusapa
Siang terlalu sibuk mengabsen dan mengurus kegiatan manusia
Langit pun sepertinya sudah tak mengenal aku
Aku pun terkulai dalam tanya tak berjawab
Hadirkan lelah jiwa dan terlelap di bantal resah
Ah…sudah seharusnya,
Aku tak mencari-cari kesalahan pada orang
Dan keadaan yang semestinya mulai berkaca dan bertanya pada diri,
Apa yang telah aku lakukan?
Tuhan, semoga semua belum terlambat
Meski aku tahu tak mungkin mengubah yang telah berlalu
Namun aku bisa memulai dari saat ini,
Mengubah segala menjadi yang lebih baik dari detik ini

Puisi (AKHIR PENANTIAN)

AKHIR PENANTIAN

Dalam ruang kesunyian,
Kuberlari mencari kelakarmu
Di hiruk pikuk kehidupan,
Kumeraba-raba bayanganmu
Namun tak juga kutemukan
Dimanakah engkau?
Disetiap sudut ruang kujelajahi
Pada yang berlalu aku bertanya
Tak ada yang tahu engkau dimana?
Kau yang hadirkan rindu
Pergi tinggalkan sendu
Aku letih menunggumu,
Penat merinduimu,
Hampir mati karena cintamu
Tak ingin kulelah lagi dalam pertempuran rasa
Terjungkir dalam tanya
Akan kubunuh rindu yang mendera
Lalu kukubur dalam-dalam cinta yang tersisa
Pintaku, “jangan pernah engkau kembali lagi!”
“Jangan kau tindas aku dengan rasa tak bertepi”
Telah kututup pintu penantian
Tentangmu kini hanya sebuah kenangan
Aku yang dulu lugu sudah mati
Dalam pemberontakan batin ini
Aku harus memutar haluan
Cinta terlarang ini tak mungkin dilanjutkan
Berkacalah aku pada rasirasi kehidupan
Aku tak akan tersesat lagi oleh cinta di perempatan

Puisi (CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN)

CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN

Pesonamu di kalbuku
Seperti langit biru, dihiasi gerakan awan
Pemberi kekuatan, disetiap aku bertemu kesulitan
Kehadiranmu kini, perlahan…tertutup mendung berawan
Sebelumnya, tak terbayangkan
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Perhatianmu sebatas kawan
Aku artikan berlebihan
Akankah hujan mampu melunturkan semua warna tentangmu?
Kini langit yang kulihat seperti selembar kertas berwarna putih
Seiring menuanya waktu
Semoga rasa di hatiku ini, juga tersapu bersih

Puisi (PULANGLAH)

PULANGLAH

Pulanglah,
Ke cinta yang sesungguhnya
Engkau punya,
Dimana satu jiwa sering bercumbu dengan malam resah
Dengan tanya, membuat matanya basah
Dia menantimu tak lelah
Yang membuatkanmu kopi cinta dengan titik air mata
Dia yang bahagia terpilih, kau genggam tangan
Dan pernah engkau janjikan
Sehidup semati
Dalam satu bejana rasa
Pulanglah,
Takkah kau lihat di matanya menyimpan cemburu?
Yang diselipkan dibalik tawa
Bahkan menjadi bumbu sayur disetiap harinya
Bukan buta,
Dia melihat semua yang terjadi, terang
Dengan sebelah mata dan menganggap tak ada
Untuk menjaga
Dia tahu,
Engkau berkelana
Mencari arti segala
Setelah lelah, kau akan pulang
Dan ruang hatinya tak pernah berpintu
Menunggumu pulang
Memeluknya dengan cintamu yang utuh

Puisi (KAU HANYA BERTEDUH)

KAU HANYA BERTEDUH

Kenapa hujan tiba-tiba turun ke bumi?
Menyuburkan tunas rasa di hati
Kenapa ada pertemuan
Jika akhirnya akan menuai kesedihan
Kenapa kau tiba-tiba hadir
Dengan sekuntum senyum
Beserta sekuncup semangat
Disaat kurasakan gersangnya kehidupan
Aku tahu, kau seorang pengembara
Hanya berteduh sebentar di beranda tuaku
Lalu akan melanjutkan perjalanan tanpa pernah kutahu kemana?
Namun rasa telah melekat dalam dada ini
Cinta telah merebes ke seluruh nadi
Saat kutahu, kau mesti pergi
Mulutku terkunci
Hanya bisa menatapmu, berlalu dengan lunglai
Aku mesti menggulung rindu ini dalam kain waktu
Rasa ini tak akan kubiarkan lagi memasungku
Pelan-pelan, kan kuhapus namamu dari memori kehidupanku
Kita dipertemukan bukan untuk menjadi Satu
Jalanku dan jalanmu tak searah
Di persimpangan ini kita mesti berpisah

Puisi (JEJAK CINTA TERNODA)

JEJAK CINTA TERNODA

Dengan tinta anganku dan mopit rindumu,
Seribu syair berjuntai di ruang imaji bisu
Air mata penantian berpacu dengan detak waktu
Menjadi sebongkah batu
Seribu purnama lewat
Cinta ini tetap menyemat
Teraduk rindu lika dan dosa yang melekat
Kertas putih cinta kita ternoda
Oleh hasratku yang meluap
Mencintaimu, lebih dari yang seterusnya

Puisi (AWAN KENANGAN)

AWAN KENANGAN

Cintaku,
Bukan kereta yang memiliki banyak pemberhentian
Dan bisa semauku hentikan laju detak
Kerinduan akanmu
Namun cintamu,
Laksana asap kereta berganti wangi rindu
Tatkala ragamu menjauhi tempatku berpijak
Dan auramu selamanya tertinggal di hati
Menjadi awan kenangan yang memperhidup rasaku

Puisi (TANPAMU)

TANPAMU

Di remang
Kenang membayang
Angan Melayang
Segala kepedihan dan tawa
Muncul silih berganti ke permukaan
Luka lama menganga
Keadaan mengoyak perban ketegaran
Kupintal doa
Kujadikan kekuatan jiwa
Tanpamu aku tak mati
Tanpamu hidupku tetap berseri

Penjelasan Sistematika Proposal

Sistematika Proposal

Sistematika penulisan Proposal Tugas Akhir terdiri dari :

HALAMAN JUDUL (Contoh Lampiran 1)
Halaman judul berisi judul tugas akhir, logo Gunadarma, nama mahasiswa NPM, tulisan
Proposal Tugas Akhir, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
tahun
HALAMAN PENGESAHAN (Contoh Lampiran 2)
Halaman pengesahan berisi judul tugas akhir, tulisan halaman pengesahan, nama
mahasiswa, NPM, tulisan Proposal Tugas Akhir, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan NPM, Nama dan tanda tangan pembimbing I dan II
DAFTAR ISI
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara lebih rinci dari
sistematika Tugas Akhir. Oleh karena itu judul dan sub-sub judul yang ditulis
dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.
I. Latar Belakang
Uraikan dengan jelas kesenjangan apa yang ada antara harapan dan kenyataan
dilapangan, sehingga penulis menganggap jika masalah tersebut tidak diteliti dan
dicarikan solusinya maka akan timbul masalah-masalah.
II. Tujuan
Uraikan tujuan yang diinginkan dari penelitian yang akan dilaksanakan
III. Manfaat
Manfaat penelitian adalah harapan/akibat/dampak positif yang ditimbulkan karena
selesainya penelitian yang dilaksanakan.
IV. Batasan Masalah
Batasan masalah berisi ruang lingkup tugas akhir, agar tidak terlalu melebar atau
terlalu kecil lingkup dalam pelaksanaan penelitian.
VI. Metodologi Penelitian
Uraikan metodologi penelitian yang dipakai untuk menyelesaikan masalah
penelitian, mulai dari tahapan awal sampai dengan selesai
VII. Tinjauan Pustaka
Memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang mendasari bidang kajian.
Pustaka yang dipakai sebaiknya adalah pustaka yang terbaru yang relevan, baik
buku, jurnal atau bahan lainnya.
VIII. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi uraian aktivitas sesuai dengan metodologi penelitian,
alokasi waktu yang digunakan dan mou antara dosen – mahasiswa.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Tuliskan semua pustaka yang dipakai dalam proposal penelitian.
Proposal Tugas Akhir yang telah disetujui pembimbing I atau pembimbing II (jika ada)
dijilid langsung dengan menggunakan kertas bewarna kuning, dan lampirkan semua
Form (kesediaan membimbing, usulan TA, dan MoU)

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM RESOLUSI KONFLIK PADA PERNIKAHAN ANTAR BUDAYA : ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF FENOMOLOGIK DENGAN MODEL METODE E

Di era globalisasi seperti ini komunikasi antar budaya adalah konteks komunikasi yang juga sering terjadi. Masyarakat sekarang ini juga sering berkomunikasi dengan individu yang berasal dari budaya yang berbeda. Komunikasi antar budaya semacam ini telah banyak dan semakin banyak terjadi apalagi kita tinggal di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, tentunya kita akan sering berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai budaya dan etnik. Dari beberapa riset ditemukan bahwa perkawinan campuran cenderung lebih berpotensi menimbulkan konflik dibandingkan perkawinan dalam budaya sama. Dengan adanya perbedaan budaya diantara keduanya, maka sering terjadi hambatan komunikasi antar budaya. Hambatan karena prasangka, stereotip dan kecenderungan untuk menilai perilaku seseorang telah digeneralisasikan oleh etnis.

Selain itu, hambatan karena keterbatasan bahasa yang dimiliki oleh para pelaku komunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan komunikasi antarbudaya dan bagaimana resolusi untuk mengatasi konflik pada pernikahan antar budaya.Penelitian ini menggunakan ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF FENOMOLOGIK DENGAN MODEL METODE ETHNOGRAPHIC MULTIPLE SIDE STUDIES.

Minggu, 30 Mei 2010

Bahasa Yang Baik Dan Benar

Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda.

“Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baku” (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 19).

Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran” (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).

Bahasa Yang Baik Dan Benar

Fungsi Bahasa

1. Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar

Penggunaan kata oleh seseorang-baik lisan maupun tulisan-ada yang mengikuti caída atau aturan ketatabahasaan yang telah ditentukan atau sedang berlaku, ada pula yang tidak mengikuti caída atau ketatabahasaan yang telah ditentukan atau sedang berlaku.
Penggunaan kata sesuai dengan kaidah itu disebut kata baku. Adapun penggunaan kata yang tidak sesuai dengan kaidah disebut kata tidak baku atau nonbaku.
Untuk mengetahui kebakuan sebuah kata, Anda dapat melihatnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), atau Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Berikut ini contoh beberapa kata baku dan tidak baku.

Tidak baku : apotik,rebu,silahkan,telor
Baku : apotek,rabu,silakan,telur

Ragam bahasa baku digunakan dalam situasi atau acara remi, seperti:
1. komunikasi resmi (surat-menyurat remi, perundang-undangan),
2. wacana teknis (laboran resma, karya ilmiah),
3. pembicaraan di depan umum (pidato, ceramah, khotbah, kuliah/mengajar sebagai bahasa pengantar), dan
4. upacara-upacara remi (upacara kenegaraan, peringatan hari-hari besar).

Pembetulan Kalimat

Betulkan kalimat-kalimat di bawah ini !

1. Kepada semua informan penelitian mendapatkan dua macam instrument yaitu angket dan catatan kegiatan.
2. Di dalam artikel Koran itu menyuratkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
3. Dengan beredarnya internet masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
4. Untuk perbaikan sarana jalan umum tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
5. Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak posistif pembuatan sungai banjir kanal timur.

Kalimat yang benar

1. Para Informan penelitian menyatakan dua macam instrument yaitu angket dan catatan kegiatan.
2. Disebuah artikel Koran mengatakan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
3. Dengan adanya internet masuk desa bermanfaat bagi masyarakat pedesaan.
4. Untuk perbaikan sarana jalan umum memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
5. Dalam setiap kesempatan orang banyak tidak bosan mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan sungai banjir kanal timur.

Contoh Proposal Kegiatan HUT RI

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA
GADING - JAKARTA UTARA

PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE – 63 WARGA RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

PROPOSAL KEGIATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT RI KE-63

I.

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG Tema HUT RI ke-63: "Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Lanjutkan Pembangunan Ekonomi Menuju Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, serta Kita Perkuat Ketahanan Nasional Menghadapi Tantangan Global". I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.2.1 Maksud Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME dan kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 63 pada tanggal 17 Agustus 2008 I.2.2 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan diadakannya acara ini. a. Mempererat tali silaturahmi antar sesama warga RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara b. Meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi diantara anak-anak. c. Memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba diantara anak-anak d. Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

I.3

DASAR KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan. 1. Pancasila sila ke-3, “Persatuan Indonesia”. 2. Petunjuk dan arahan bapak Ketua RW 02 tentang pelaksanaan kegiatan dalam rangka peringatan HUT RI ke 63 di tingkat RT di lingkungan RW 02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara.

II.

ISI PROPOSAL
II.1 TEMA KEGIATAN Kegiatan yang mengedepankan kebersamaan warga antar generasi serta kegiatan anak-anak yang bersifat mengembangkan daya kreatifitas, ketrampilan, ketangkasan dan sportifitas. II.2 MACAM KEGIATAN 1. Acara syukuran HUT RI ke 63 , 17 Agustus 2008 a. Syukuran & Doa b. Santap Malam Bersama & Ramah Tamah Detil pelaksanaan akan ditetapkan kemudian 2. Perlombaan balita dan anak-anak a. Tingkat Balita (usia 0 – 5 tahun) 3 lomba b. Tingkat SD (usia 6 – 12 tahun) 5 lomba Jenis perlombaan akan ditetapkan kemudian

II.3

PESERTA

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

Seluruh

warga RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara.

II.4

WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN a. Perlombaan balita dan anak-anak Hari, tanggal : Minggu, 17 Agustus 2008 Waktu : Pukul 07.30 WIB s.d. selesai Tempat : Lapangan Volley RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat. b. Acara syukuran HUT RI ke 63 – 17 Agustus 2008 Hari, tanggal : Minggu, 24 Agustus 2008 Waktu : Pukul 19.30 WIB s.d. selesai Tempat : Lapangan Volley RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

II.5

SUSUNAN KEPANITIAAN Pelindung Penasehat : Tuhan Yang Maha Esa : Bapak Ketua RW 02 : Bapak Ketua RT 03/RW

Penanggung Jawab 02 Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana : Ade Supriyadi Sekretaris : Sindhu K.I. Noegroho Bendahara : Evi Seksi-seksi 1. Seksi Acara Malam Syukuran Koordinator : Iwan Anggota : Endah Bambang, Iis Novi, Fauzi, Ari ,Sindhu, Abdul Rahman, Didi. 2. Seksi Perlombaan Anak-Anak Koordinator : Sigit Anggota : Tuti, Kris, Susi, Evi, Linda, Agus, Didi, Tuing, Daus. 3. Seksi Umum & Dokumentasi Koordinator : Didik Suryadi Anggota : Sindhu, Daus

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

II.7

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Jadwal rinci pelaksanaan kegiatan ditetapkan dan diumumkan kemudian. akan

III.

ESTIMASI BIAYA
III.1 PENGELUARAN 1. Seksi Kesekretariatan Pembuatan Proposal Foto kopi Jumlah 2. Seksi Acara Malam Syukuran Konsumsi Hiburan Organ Tunggal Jumlah Rp. 25.000 25.000 Rp. 50.000 800.000 1.000.000 1.800.000

Rp.

Rp. Rp. Rp.

3. Seksi Perlombaan Anak-Anak Alat dan bahan perlombaan Rp. 100.000 Hadiah-hadiah Rp. 800.000 Snack untuk 60 anak @Rp. 10.000 Rp. 600.000 Jumlah 4. Seksi Umum & Dokumentasi Cuci cetak foto Transport Jumlah Rp. Rp. Rp. 1.500.000

50.000 100.000 Rp. 150.000

Total Rp. 3.500.000 Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

III.2 SUMBER DANA Kegiatan ini memperoleh dana dari - Bantuan kas RT Rp. 500.000 - Arisan ibu-ibu Rp. 250.000 - Donasi para donatur RT03/RW02 yang budiman 1.750.000 - Partisipasi warga minimal Rp. 25.000/rumah 1.000.000

Rp. Rp.

Total Rp. 3.500.000 Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

IV.

PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

LEMBAR PENGESAHAN

Ketua Pelaksana

Sekretaris

Ade Supriyadi Kurnia Irawan

Sindhu

Menyetujui KETUA RT03 RW02 Kel. Kelapa Gading Barat

Senin, 05 April 2010

Surat Undangan Seminar

Universitas Gunadarma
Jl. KH. Noer Ali No. 30 Bekasi, Jawa Barat
021 – 888 0000 fax. 021 – 888 1000



Bekasi, 06 April 2010

Nomor : 08/UG/EX/04/10
Lamp : -
Hal : Undangan Dosen S1 FE Jurusan Akuntansi


Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
Di Tempat

Dengan hormat,
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wr. wb.

Bersama surat ini kami bermaksud mengundang Bapak/ Ibu untuk menghadiri Seminar Nasional pada :
Hari / tanggal : Senin/ 26 April 2010
Pukul : 09.00 – Selesai
Tempat : Auditorium UG Gedung 4 Lantai 6, Depok
Acara : Seminar Nasional

Besar harapan kami kiranya Bapak/Ibu/Saudara dapat berpartisipasi dalam acara tersebut.

Demikian kami sampaikan atas partisipasi dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hormat kami,


Deasy Meiwulandari
Ketua Panitia

Hubungan Makna

Hubungan Makna
1.Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:Siuman=sadar,datang=tiba=sampai
2.Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:besar-kecil,atas-bawah,siang-malam



Antonim dibedakan menjadi:
a.Antonim kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.

3.Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna tersebut masih
terdapat hubungan makna:
Contoh :Anak saya sakit(keturunan)
Ia anak buahku(bawaan)
Hati-hati,anak tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)

4.Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.Hubungan makna kata satu
dengan yang lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat)
Pakaian Superordinat(hipernim)


Baju Celana Kaos Subordinat(hiponim)


K o h i p o n i m
5.Hipernim adalah suatu kata yang maknanya mencakup kata lain.
Contoh: Bunga


Melati Menur Mawar

6.Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh :Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar

7.Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda
Contoh :saya tidak sangsi lagi.
Yang melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dilarang masuk dalam ladang perburuan.
Kita harus mentaati Undang-undang Perburuan.

8.Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :Ia tidak tahu tentang masalah itu.
Nenekku suka makan tahu.

Catatan:Homonim sering dikacaukan dengan polisemi.Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai berikut:

No Homonim No Polisemi

1. Berupa dua kata atau lebuh 1. Berasal dari satu kata
2. Tidak ada hubungan arti 2. Ada hubungan arti
3. Dipergunakan secara denotatif 3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata induk
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian 4. Contoh: Kepala kantor iu sedang sakit kepala

Jumat, 26 Februari 2010

Proposal Kegiatan HUT RI

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA
GADING - JAKARTA UTARA

PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE – 63 WARGA RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

PROPOSAL KEGIATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT RI KE-63

I.

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG Tema HUT RI ke-63: "Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Lanjutkan Pembangunan Ekonomi Menuju Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, serta Kita Perkuat Ketahanan Nasional Menghadapi Tantangan Global". I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.2.1 Maksud Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME dan kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 63 pada tanggal 17 Agustus 2008 I.2.2 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan diadakannya acara ini. a. Mempererat tali silaturahmi antar sesama warga RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara b. Meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi diantara anak-anak. c. Memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba diantara anak-anak d. Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

I.3

DASAR KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan. 1. Pancasila sila ke-3, “Persatuan Indonesia”. 2. Petunjuk dan arahan bapak Ketua RW 02 tentang pelaksanaan kegiatan dalam rangka peringatan HUT RI ke 63 di tingkat RT di lingkungan RW 02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara.

II.

ISI PROPOSAL
II.1 TEMA KEGIATAN Kegiatan yang mengedepankan kebersamaan warga antar generasi serta kegiatan anak-anak yang bersifat mengembangkan daya kreatifitas, ketrampilan, ketangkasan dan sportifitas. II.2 MACAM KEGIATAN 1. Acara syukuran HUT RI ke 63 , 17 Agustus 2008 a. Syukuran & Doa b. Santap Malam Bersama & Ramah Tamah Detil pelaksanaan akan ditetapkan kemudian 2. Perlombaan balita dan anak-anak a. Tingkat Balita (usia 0 – 5 tahun) 3 lomba b. Tingkat SD (usia 6 – 12 tahun) 5 lomba Jenis perlombaan akan ditetapkan kemudian

II.3

PESERTA

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

Seluruh

warga RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading – Jakarta Utara.

II.4

WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN a. Perlombaan balita dan anak-anak Hari, tanggal : Minggu, 17 Agustus 2008 Waktu : Pukul 07.30 WIB s.d. selesai Tempat : Lapangan Volley RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat. b. Acara syukuran HUT RI ke 63 – 17 Agustus 2008 Hari, tanggal : Minggu, 24 Agustus 2008 Waktu : Pukul 19.30 WIB s.d. selesai Tempat : Lapangan Volley RT03/RW02 Kelurahan Kelapa Gading Barat.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

II.5

SUSUNAN KEPANITIAAN Pelindung Penasehat : Tuhan Yang Maha Esa : Bapak Ketua RW 02 : Bapak Ketua RT 03/RW

Penanggung Jawab 02 Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana : Ade Supriyadi Sekretaris : Sindhu K.I. Noegroho Bendahara : Evi Seksi-seksi 1. Seksi Acara Malam Syukuran Koordinator : Iwan Anggota : Endah Bambang, Iis Novi, Fauzi, Ari ,Sindhu, Abdul Rahman, Didi. 2. Seksi Perlombaan Anak-Anak Koordinator : Sigit Anggota : Tuti, Kris, Susi, Evi, Linda, Agus, Didi, Tuing, Daus. 3. Seksi Umum & Dokumentasi Koordinator : Didik Suryadi Anggota : Sindhu, Daus

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

II.7

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Jadwal rinci pelaksanaan kegiatan ditetapkan dan diumumkan kemudian. akan

III.

ESTIMASI BIAYA
III.1 PENGELUARAN 1. Seksi Kesekretariatan Pembuatan Proposal Foto kopi Jumlah 2. Seksi Acara Malam Syukuran Konsumsi Hiburan Organ Tunggal Jumlah Rp. 25.000 25.000 Rp. 50.000 800.000 1.000.000 1.800.000

Rp.

Rp. Rp. Rp.

3. Seksi Perlombaan Anak-Anak Alat dan bahan perlombaan Rp. 100.000 Hadiah-hadiah Rp. 800.000 Snack untuk 60 anak @Rp. 10.000 Rp. 600.000 Jumlah 4. Seksi Umum & Dokumentasi Cuci cetak foto Transport Jumlah Rp. Rp. Rp. 1.500.000

50.000 100.000 Rp. 150.000

Total Rp. 3.500.000 Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

III.2 SUMBER DANA Kegiatan ini memperoleh dana dari - Bantuan kas RT Rp. 500.000 - Arisan ibu-ibu Rp. 250.000 - Donasi para donatur RT03/RW02 yang budiman 1.750.000 - Partisipasi warga minimal Rp. 25.000/rumah 1.000.000

Rp. Rp.

Total Rp. 3.500.000 Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

IV.

PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

PANITIA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63 RT 03/RW 02 KELURAHAN KELAPA GADING BARAT KEC. KELAPA GADING - JAKARTA UTARA

LEMBAR PENGESAHAN

Ketua Pelaksana

Sekretaris

Ade Supriyadi Kurnia Irawan

Sindhu

Menyetujui KETUA RT03 RW02 Kel. Kelapa Gading Barat

Irian Jaya

Pasar Tradisional VS Pasar Modern

Seratusan pedagang pasar tradisional Ciledug berunjuk rasa menolak keberadaan Carrefour di kawasan pasar tradisional Ciledug, Kabupaten Tangerang, Banten.

Alasannya, keberadaan Carrefour akan mematikan omset mereka. Para pedagang menuding pemerintah daerah setempat telah menghianati pedagang tradisional dengan menerbitkan surat izin pengoperasian Carrefour Ciledug. Menurut para pedagang, jarak pasar tradisional dengan Carrefour kurang dari 20 meter, sehingga mengancam omset pedagang. Unjuk rasa ratusan pedagang tradisional pasar Ciledug ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian dan Satuan Keamanan Central Bisnis Dagang Ciledug. Aksi ini lalu lintas di jalan Hos Cokroaminoto Ciledug sempat macet total.
(Sumber:Jum/Tim Liputan 6 SCTV)

Berapa Jumlah Bendungan di Sungai Columbia?

Jumlah persisnya sangat tergantung dari bagaimana anda menghitungnya. Beberapa sumber menyebut angka 11 buah, yang lain 14 buah di Sungai Columbia saja. Tetapi, tambahkan dengan 250 buah atau lebih jika anda menghitung juga 10 anak sungai utama. Secara keseluruhan, sistem perairan sungai yang luar biasa besar ini menyediakan listrik tenaga air lebih besar dibandingkan bagian lain Amerika.

Dari hilirnya di Pegunungan Rocy di Kanada, Sungai Columbia berkelok-kelok di beberapa tempat dan bertangga-tangga pada bagian yang lain, sepanjang 1.243 mil (2.000 kilometer) sebelum tumpah ke Samudera Pasifik. Sistem ini meliputi luasan 259.000 mil persegi (670.807 kilometer persegi) di Provinsi Alberta, Kanada, dan tujuh negara bagian di Amerika Serikat (AS) yaitu Idaho, Montana, Nevada, Oregon, Washington, dan Wyoming.

Bendungan yang pertama dibangun di Sungai Columbia yaitu Bendungan Rock Island, selesai dibuat pada tahun 1932, tetapi dalam satu dekade berikutnya dua bendungan yang lebih besar dibangun yaitu Bendungan Bonneville dan Bendungan Grand Coulee. Grand Coulee menghasilkan cukup banyak listrik sehingga bisa memasok hampir seluruh kebutuhan Kota Portland, Oregon.

Selain menghasilkan listrik, bendungan-bendungan di Sungai Columbia dan anak-anak sungainya menyediakan air irigasi di tanah-tanah yang bila tidak ada sistem sungai ini adalah berupa tanah gundul. Para pecinta lingkungan tentu saja menyesali hilangya jenis-jenis makhluk hidup yang sebelumnya banyak terdapat di sepanjang sungai yang belum dijamah.
(Sumber:GeoWeek)

Percaya Padaku

Cinta..aq hadir di hadapanmu meski hanya lewat cermin maya
Yang tidaklah seberapa dibandingkan dengan kejujuranqu..

Sayang..qmu kini tahu tentang isi hatiqu padamu
dan qmu tahu betapa aq menginginkanmu

Kasih..jika nantinya qmu harus menjadi milikqu
hanya satu yang aq minta darimu
yaitu saling percaya

Karena aq tak ingin hanya sesaat
Meskipun kau tak menginginkanqu
Yang penting bagiqu hanya percaya
Karena hanya itulah qta dapat saling mengerti
dan takkan saling menyakiti

Karena hanya itu sebenarnya cinta
Terima kasih jika qmu paham maksudqu
Qmu memang terindah bagiqu

Lelaki Yang Membelah Bulan

Aku menemukannya. Dalam semak-semak dengan sejuta bisu dalam matanya. Aku tidak tahu apakah dia mengenalku sebagai perempuannya atau tidak. Ruang-ruang waktu telah memberi kami jeda dalam diam yang berkepanjangan. Separuh tubuhnya bersinar dengan warna keemasan yang aneh. Warna yang menyilaukan mata, tapi separuh dari ruhku tetap ingin membuka bagi warna itu.

“Ini warna dari negeri bulan,” katanya. Bulan yang diam. Aku pun mengangguk, mengiyakan sapanya. Sebuah negeri yang aneh pikirku. Laki-laki itu seperti membaca pikiranku. Tangannya kemudian menyentuh ujung jariku, diciumnya dengan lembut satu per satu jariku seperti mengeja huruf-huruf yang berdetak dalam dadaku.

”Negeri bulan itu indah sekali, Sayang. Kamu harus ke sana, aku temani kamu.”

Laki-laki itu pasti pengkhayal. Negeri bulan pasti tidak ada. Aku memang tidak suka khayalan. Karena bagiku khayalan seperti gelembung-gelembung sabun yang rapuh. Ketika kita meniupnya, gelembung itu memancarkan warna-warna yang membuat hati kita percaya bahwa harapan itu akan selalu membesar setiap kali kita meniupnya. Kita akan meniupnya semakin besar dan melepasnya ke angkasa. Ketika angin mengajak gelembung itu makin ke atas, kita pun makin riang dan mulai memercayai bahwa harapan kita akan selalu mendapat jawabannya.

Pyarrr! Ketika gelembung itu pecah, sebuah kosong yang hampa tiba-tiba menjadi seperti seorang diktator yang tiba-tiba menjajah hati kita. Aku benar-benar benci khayalan. Sungguh. Lelaki itu tetap tersenyum. Tangannya bergerak ke arah langit, seperti sebuah puja yang tak putus untuk semesta. Dia tetap diam sambil sesekali sinar dalam tubuhnya berkejap seiring suara detak. Aku percaya sinar itu adalah sinar jadi-jadian.

Dia duduk tepat di sampingku. Kedai itu mulai sepi. Sisa-sisa bau arak para penabuh gong bertebaran di mana-mana. Digesernya tubuhnya mendekat ke arahku. Aku mencium bau tubuhnya. Bau itu begitu gelisah, meruap sampai ke lorong-lorong kedai itu. Kegelisahan yang mulai beranak-pinak dengan berbagai kemarahan. Lelaki itu terus memancarkan cahaya yang aneh dari tubuhnya.

”Kamu ngapain malam-malam di kedai ini? Ini tempat para pemuja malam atau kamu pemiliknya?” dia bicara kepadaku sambil mulutnya tak henti mendesis seperti suara ular dengan gumam yang tak jelas. Separuh tubuhnya berdenyut secara konstan. Sinar dari dalam separuh tubuhnya itu seperti memberi berbagai macam ruang rasa, kadang aku liat dia begitu kesakitan dengan cahaya-cahaya itu, tapi kadang dia begitu menikmati setiap kerlip cahayanya. Tubuh yang benar-benar aneh.

”Ha-ha-ha kamu takjub kan dengan tubuhku? Kamu pasti menebak-nebak bagaimana aku bisa punya tubuh seperti ini. Sudah enggak usah gengsi untuk mengiyakan. Aku benar-benar tahu kamu sangat terpesona denganku.”

Sialan, benar-benar narsis. Bagaimana dia bisa membaca pikiranku? Tapi dia benar-benar kurang ajar, karena yang dia katakan itu sangat benar. Aku benar-benar tak kuasa menolak separuh tubuh yang bersinar itu. Dia makin merapat dan aku pun berdetak. Tangannya dengan lembut mulai membelai belakang tubuhku.

Seperti sihir raksasa, aku pun mulai menggerakkan tanganku dan menyentuh tubuhnya. Seperti masuk dalam kerajaan awan, tubuh itu begitu lembut dan hampir tanpa tulang. Cahaya itu terasa dingin. Aku tersentak, rasa di dalam tubuh itu tak asing bagiku…. Rasa sepi yang dari dalam nadinya tumbuh bercabang berbagai pertanyaan. Benar, cabang itu seperti jaring laba-laba yang tak berujung. Pertanyaan-pertanyaan yang sering sangat nadir.

Ah, laki-laki ini tidak seajaib yang aku kira. Dia hanya lelaki seperti para lelaki yang biasanya mampir di kedai ini. Lelaki-lelaki yang mengawini rasa sepi. Kesepian yang menasbihkan dirinya menjadi Tuhan bagi malam-malamnya. Anehnya aku selalu merasa jatuh sayang dengan lelaki-lelaki itu. Mereka seperti anak kijang yang tersesat di tengah malam. Begitu rapuh dan lembut meski mereka selalu berusaha mati-matian sekuat tenaga menjadi raksasa-raksasa dengan seringai yang menyilaukan.

Aku pun sering kali berpura-pura takut dengan seringai itu, padahal aku selalu sangat ingin memeluk anak kijang jadi-jadian itu dengan dadaku. Meski demikian anehnya, aku selalu punya keinginan anak kijang jadi-jadian itu menjadi raksasa-raksasa sungguhan, meskipun aku tahu setelah mereka menjadi raksasa, mereka akan melumatku hidup-hidup, mengunyahnya dan akhirnya melemparkan tubuhku yang setengah hidup itu ke tepi jalan. Tubuhku yang terpecah-pecah itu tidak pernah benar-benar mati, tubuhku akan dengan sendirinya bersatu kembali.

”Mengapa kamu datang ke kedai ini? Tidak ada satu pun yang menarik dari kedai ini. Bahkan aku pun tidak bisa lagi menjadi penabur birahi yang baik buatmu. Lihatlah tubuhku sudah separuh cacat. Berkali-kali anak-anak kijang yang menjadi raksasa itu melumatku, memamahnya dan memuntahkannya begitu saja.”

Kucatat pertanyaanku itu di dalam hatiku saja. Aku benar-benar takut untuk bersuara terhadapnya. Cahaya tubuhnya terlalu menyilaukanku. Kami benar-benar terdiam dalam sepi yang berpesta dalam ruangan itu. Satu per satu para lelaki di kedai itu mulai pergi, hanya ada satu dua saja yang masih enggan untuk berpamitan dengan sepinya untuk kembali pulang.

Lelaki dengan tubuh separuh bercahaya itu bergeser sedikit ke arahku, tiba-tiba dipalingkannya wajahnya tepat di samping telingaku. Seperti sihir, kepalaku menoleh tepat di depan kedua matanya yang begitu hitam. Seperti labirin menuju bawah tanah yang tergelap. Aku terpaku begitu saja di depan mata itu. Ruang-ruang di antara sekat-sekat jantungku merongga luar biasa dan di antaranya mengalirlah darahku yang berwarna merah jambu.

”Aku menyukai matamu.”

Labirin di dalam matanya bersuara lirih. Aku tertawa terbahak menyembunyikan jengahku. Pasti mukaku memerah seperti buah plum yang telah masak. Aku mengejap untuk menghindar dari serbuan warna hitam yang pekat dari mata yang bernuansa nujum itu. Ribuan dentam di dadaku berdegup oleh satu kalimat yang sebenarnya sering sekali kudengar dari para lelaki yang menuai taburan birahiku. Selalu seperti sebuah entah, mata yang pekat itu menyimpan satu kejujuran yang membuatku sangat nyaman menikmati mungkin sebuah kebohongan lagi.

”Ha-ha-ha-ha-ha terima kasih, Sayang. Awas kamu jangan jatuh cinta dan jangan rindu aku setelah pulang nanti ya,” seperti sebuah hafalan yang begitu biasa meluncur dari mulut penari-penari malam sepertiku mencoba untuk menghindar dari degup karena mata pekat itu. Sebuah nyeri menyergap tiba-tiba karena aku tahu aku amat sangat berbohong dengannya.

Aku benar-benar ingin dia selalu merinduiku. Meski untuk sebuah rindu yang entah. Mungkin aku telah melanggar aturan. Sebagai penari malam, aku hanya boleh bergerak mengikuti irama malam. Setiap keringat adalah bunyi dan setiap lenguh adalah ritme dari desah rasa sepi yang begitu menyengat para lelaki pemuja malam. Seperti yang sudah tertebak, lelaki itu hanya tersenyum. Mata itu tetap pekat.

”Kamu benar-benar tidak ingin tahu tentang negeri tempat aku datang?”

Mata itu mulai merajuk. Tangannya terus membelai punggungku dan tubuhnya yang gelap tanpa cahaya semakin pekat, sedangkan separuh tubuhnya yang bercahaya semakin gemilang. Satu paradoks yang luar biasa aneh.

”Mengapa kamu begitu ingin aku bertanya tentang negerimu?”

”Karena aku ingin kamu datang secepatnya ke sana.”

”Sekarang?”

”Iya, secepatnya. Tidak ada waktu lagi.”

Waktu yang diam. Pepat tanpa suara. Waktu pun berdetak. Detak itu dari jantung kita sendiri. Seperti tarian-tarian awan, waktu pun bergerak dengan semena-mena. Membentuk gambar-gambar peristiwa yang tak pernah jelas. Waktu hanya ada di dalam pikiran. Aku pernah berpikir bahwa jika aku bisa menghentikan pikiran, aku akan bisa menghentikan waktu. Alangkah bahagianya jika itu terjadi. Aku akan bisa memilih waktu bagi kemudaanku. Waktu selalu akan bisa berpora dalam diamnya.

Lelaki itu terus menatapku dalam pekatnya. Separuh tubuhnya yang bersinar semakin menyilaukan. Bibirnya terkatup rapat dan digerakkannya ke arahku. Ciuman dalam cahaya. Begitu aku menyebutnya saat itu. Aku mulai menebak. Mungkin dia malaikat yang terjatuh dan ciuman itu akan membuatnya menjadi malaikat utuh kembali sehingga dia bisa mengepakkan sayapnya dan berlari menuju tempat di mana asal matahari tanpa takut terbakar seperti Ikarus yang malang.

”Kamu malaikat jatuh?” Lelaki itu terbahak hingga hampir saja dia terjungkal dari sampingku. Senyumnya membelai rambutku. Jari-jariku pun kembali dikecupnya satu per satu dan mata pekat itu kembali menatapku dengan sihir yang tetap memukauku.

”Sama sekali tidak, Sayangku. Malaikat jatuh tidak akan bercahaya tubuhnya. Dia tidak lagi memerlukan cahaya karena dia telah menukarnya dengan tempat di mana warna apa pun tidak akan pernah terlihat. Gelap.”

Jawaban lelaki itu melegakanku sekali. Artinya masih ada harapan dia seperti lelaki-lelaki pengunjung kedaiku. Lelaki-lelaki yang selalu mengisi malam-malamnya dengan nyanyian-nyanyian sunyi yang memekakkan. Bibir lelaki itu masih amat sangat dekat dengan bibirku. Tercium dengan jelas detak jantungnya lewat hembusan nafasnya yang menderu. Perlahan kuberanikan diri membelai rambutnya dengan tanganku yang terus terang sedikit gemetar.

”Mengapa kamu datang?”

Tiba-tiba dada ini meruah dengan kepedihan yang pekat ketika kutanyakan itu. Aku pun tersekat. Aku tahu sebuah perih yang akan pasti menjadi penghuni baru ruang-ruang bernafasku sedang setia menunggu giliran untuk menempatinya. Sebuah kebodohan luar biasa dan aku rela menjadi bodoh. Sungguh benar-benar bodoh.

”Aku menemukanmu pada sebuah ruang bernama sepi, kamu terus aku cari dan aku bahagia akhirnya aku menemukanmu.”

Aku benar-benar membencinya ketika lelaki itu mengatakan itu. Aku benci karena aku menyukai kata-katanya. Entah kata-kata itu sudah pernah terlontar ke ribuan makhluk sekali pun, ternyata aku tetap menyukai kata-kata itu. Bodohnya lagi aku selalu memercayai kata-kata. Meskipun aku sering sekali terluka oleh kata-kata, tapi aku tetap mencandu kata-kata.

”Mungkin kita bertemu di waktu yang tepat. Tapi di saat yang salah, Sayang,” aku mencoba untuk konsisten menjadi salah satu penari malam ketika aku membelai rambutnya dengan rasa heran yang luar biasa ketika aku sadar aku tidak sedang menabur birahi pada kejapan mataku. Aku sering terjebak dengan waktu yang meluka. Waktu-waktu yang salah ketika aku memilih menjadi kekasihnya.

”Mungkin iya mungkin tidak. Aku dikutuk karena aku mencoba membelah bulan. Aku ingin tahu apa warna hitam di balik cahaya terang bulan. Negeri bulan pun marah. Tanah di sana kemudian merajamku. Karenanya separuh cahaya bulan itu ada di tubuhku, sedangkan separuh lainnya selalu ada dalam kegelapan. Aku cari separuh cahaya untuk mengisi ruang-ruang gelap di tubuhku yang lain sehingga tubuhku menjadi utuh.”

Sialan, aku berharap jadi separuh cahayanya. Aku benci. Aku tersanjung. Aku bahagia. Aku senang. Aku meniup buih-buih sabun itu. Aku khawatir buih itu pecah. Aku terbang. Aku ada di ketinggian. Aku pasti terjatuh. Aku menunggu waktuku pecah. Aku begitu lemah. Aku sedih. Aku takut. Aku meluka. Aku mencinta.

”Ha-ha-ha-ha-ha-ha… kamu itu aneh. Kamu mencari separuh cahayamu yang hilang, tapi kamu mencarinya di malam gelap seperti ini, dan kamu pun salah orang dengan menemuiku. Aku sama sekali tidak punya cahaya yang kamu cari.”

Aku benar-benar marah dengan kata-kataku sendiri. Aku benar-benar takut dia tahu aku ingin jadi separuh cahayanya. Menjadi penghuni malam dan menemani lelaki-lelaki malam sudah amat membuatku nyaman. Aku tidak pernah bermimpi menjadi Engtay yang menunggu Sampek dalam sakratulmautnya. Mitos cinta abadi memang memuakkan. Mitos yang menciptakan buih-buih sabun bagi jutaan umatnya. Aku menyebut umat itu adalah kaum Pencinta. Padahal buatku bagi kaum Pencinta harus menyukai semua warna, termasuk hitam dan malam.

”Aku benar-benar perlu separuh gelap dalam tubuhku ini terisi cahaya.” Lelaki itu menyimpan bergalon-galon air mata yang tidak pernah tumpah. Air mata yang membuat bulan itu terbelah ketika dia mengejapkan matanya dan menjadi serakah dengan cahaya.

”Pergilah, ini sudah menjelang subuh. Berjalanlah kembali, nanti kamu akan ketemu persimpangan-persimpangan yang menarik dalam perjalananmu. Mungkin kamu akan terluka, mungkin kamu akan bahagia. Tapi kamu akan tahu bahwa di persimpangan itulah sebuah hidup akan bermula. Pergilah Sayangku. Aku tidak akan menunggumu. Begitu banyak lelaki yang membutuhkan malam-malamku.”

Aku mengantarkannya pada ujung pintu, punggungnya dengan separuh cahaya yang berpendar masih tetap memancarkan bau yang sama persis dengan ketika aku berjumpa dengannya di sebuah episode di ujung senja pada sebuah masa. Aku tahu aku mungkin separuh cahaya yang dia cari itu, tapi aku pikir berbohong padanya tentang hal itu adalah hal yang terbaik untuk hidupnya. Lelaki itu terus berpendar dari separuh tubuhnya dalam gelisah.

Ah, kubutuhkan tanah lapang yang begitu luas saat ini di dadaku. Kulambaikan hatiku. ”Datanglah lagi pada sebuah malam di sebuah makam. Sayangku.”

(Sumber:Kompas)